Wednesday, July 22, 2009

perawatan wajah

Perawatan wajah merupakan salah satu perawatan kulit yang penting. Bukan saja karena wajah merupakan bagian tubuh yang sering dilihat, tapi karena kulit wajah adalah bagian yang paling sensitif dibandingkan kulit bagian lain.

Pengaruh hormon terhadap kulit wajah

Pada masa-masa remaja, produksi hormon pertumbuhan meningkat. Selain itu, produksi kelenjar minyak juga meningkat. Kulit wajah pun menjadi lebih sensitif dan menimbulkan masalah seperti jerawat. Namun, seiring dengan usia, produksi hormon pertumbuhan dan kelenjar minyak menurun. Kulit pun jadi cenderung kering dan keriput. Oleh karena itu, perawatan kulit wajah menjadi perawatan kulit yang harus diutamakan, baik bagi pria maupun wanita.

Jenis kulit wajah

Dalam melakukan perawatan wajah, penting sekali bagi kita untuk mengetahui jenis kulit wajah. Di bawah ini, terdapat beberapa jenis kulit wajah, yaitu:
  • Kulit wajah berminyak
    Wajah yang berminyak cenderung berjerawat dan memiliki pori-pori besar. Jenis wajah berminyak ada dua, yaitu:
    1. Berminyak seluruh wajah
    2. Berminyak kombinasi (hanya di daerah dagu, hidung, dan dahi)
  • Kulit wajah kering
    Kulit wajah kering cenderung kasar dan seiring usia menjadi mudah berkeriput.
  • Kulit wajah sensitif
    Kulit wajah yang sensitif cepat bereaksi terhadap bahan-bahan kimia. Hal itu dapat menimbulkan iritasi dan kemerahan
  • Kulit wajah normal

Perawatan wajah sehari-hari

Ada tiga tahap perawatan wajah dasar yang sebaiknya rutin dilakukan, yaitu:
  1. Pembersihan
    Pembersihan wajah yang lengkap:
    • membersihkan wajah dengan susu pembersih dan kapas
    • membersihan wajah juga dengan sabun khusus wajah
  2. Penyegaran
    Setelah dibersihkan, wajah dibubuhi penyegar (toner) untuk menyegarkan kulit dan membersihkan kotoran yang masih tersisa pada proses pembersihan.
  3. Pelembaban
    Apapun jenis kulit wajah, pelembab penting digunakan untuk menghindari dehidrasi pada kulit. Kulit wajah pun jadi tetap kenyal dan halus.

Perawatan wajah sesuai dengan jenis kulit

Jenis kulit wajah yang dimiliki masing-masing orang berbeda-beda sehingga dibutuhkan perawatan wajah yang lebih khusus sesuai dengan jenis kulitnya.

Perawatan kulit wajah berminyak
  • Lakukan pembersihan wajah secara teratur. Minyak yang berlebihan pada wajah bisa menimbulkan jerawat.
  • Pengurangan kadar minyak. Lakukan penguapan wajah dengan menggunakan larutan teh panas secara teratur.
  • Hindari pemakaian kosmetik berbahan dasar minyak. Gunakan kosmetik berbahan dasar air dan bersifat non comedogenic.
Perawatan kulit wajah sensitif
  • Pilih produk perawatan yang tepat (hypoallergenic dan non comedogenic). Kulit wajah yang sensitif cepat bereaksi terhadap bahan-bahan kimia. Akibatnya dapat menimbulkan problem iritasi dan kemerahan
  • Lakukan perawatan wajah dengan menggunakan produk berbahan alami atau natural. Sebaiknya, produk dicoba terlebih dahulu untuk melihat reaksinya terhadap kulit.
  • Hindari pemakaian make-up yang terlalu sering.
Perawatan wajah kulit kering
  • Gunakan sabun khusus untuk kulit wajah kering dan jangan menggunakan penyegar yang mengandung alkohol.
  • Gunakan pelembab secara teratur untuk menjaga kelembaban kulit.

Macam-macam perawatan wajah di klinik kecantikan

  • Facial
    Perawatan wajah rutin yang meliputi tahap-tahap dasar seperti:
    • pembersihan
    • scrubbing
    • penguapan atau pijat
    • pengambilan komedo
    • masker
  • Therapy
    Perawatan wajah yang memakai teknologi laser atau gelombang listrik, biasanya bertujuan untuk menghaluskan kulit, mengurangi kerutan, dan melancarkan peredaran darah.

Tips penting dalam perawatan wajah:

  • Makan banyak buah-buahan dan sayuran karena mengandung vitamin dan zat antioksidan yang penting bagi kesehatan kulit.
  • Pilih produk perawatan wajah secara tepat sesuai dengan jenis kulit.
  • Bersihkan wajah setiap pagi dan malam secara teratur.
  • Gunakan sunscreen saat beraktivitas di luar ruangan untuk melindungi kulit wajah dari sinar matahari.
  • Pemakaian pelembab sangat dianjurkan untuk mempertahankan kelembaban kulit, terutama bagi yang berusia 25 tahun ke atas.
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Tuesday, July 21, 2009

Perempuan=Konsumtif?

Alkisah dalam sebuah komik Asterix berjudul La Rose et la Glaive (Asterix dan Senjata Rahasia, 1991), pasukan Romawi menggunakan taktik baru dengan menurunkan pasukan perempuan untuk menyerang Galia. Alasannya, pasukan Galia tentu tidak akan menyakiti perempuan. Sebelumnya, seorang feminis dari luar kota bernama Maestria membuat perubahan mendadak yang menyebabkan para pria menyingkir ke hutan. Ketika pasukan perempuan Romawi datang, para perempuan desa menggunakan taktik menjual pakaian dan perhiasan untuk mengalihkan perhatian lawan. Hasilnya tepat sasaran. Pasukan itu tidak jadi berperang, tapi berbelanja.

Cerita di atas merupakan sebuah contoh betapa citra tentang perempuan sangat lekat dengan konsumtivisme. Sekedar menyegarkan ingatan, konsumtivisme adalah berkonsumsi dengan tidak lagi atas pilihan yang rasional berdasarkan kebutuhan, tetapi lebih memperturutkan keinginan (Prehati,2003). Berbeda dengan istilah konsumerisme. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya.

Dalam konsumtivisme terjadi kerancuan-kerancuan mengenai apa yang benar-benar kita perlukan dan mana yang sekedar kebutuhan semu. Tambahan pula, kita membeli barang bukan karena nilai intrinsiknya tapi karena citra tertentu yang melekat pada produk tersebut. Ilustrasinya begini. Sepatu merk Bata dan Sepatu merk Channel sama-sama sepatu. Tapi ketika kita membeli Channel kita tak sekedar membeli sepatu. Kita membeli brand, membeli gengsi, dan membeli status sosial. Hal-hal yang tidak kita peroleh dengan membeli Bata, meski keduanya adalah sepatu. Saat itulah konsumsi menjadi hobi atau gaya hidup.

Hal itu dipandang wajar jika perempuan yang melakukannya. Perempuan membeli kosmetik; pergi ke salon; membeli sekeranjang produk perawatan tubuh mulai dari lotion dan lulur untuk kulit, vitamin untuk rambut, dan sebagainya. Tidak wangi adalah sebagian dari dosa, karenanya perempuan memburu berbagai produk pengharum tubuh. Masih banyak lagi macam kebutuhan yang menambah panjang daftar ini. Dan selama yang melakukannya perempuan perilaku konsumsi macam apapun relatif masih ditolerir masyarakat.

Ketika seorang laki-laki berpenampilan kurang rapi, orang cenderung memahami. Tapi jika seorang laki-laki tampil dandy, harum dan memperhatikan penampilan, masyarakat masih merasakan ini janggal. Dia mungkin gay. Atau metroseksual. Pokoknya tidak lazim. Sehingga mesti ada istilah khusus bagi kelompok laki-laki seperti ini. Sehingga cukup pantas untuk jadi cover sebuah majalah bisnis Jakarta beberapa waktu lalu dan jadi topik percakapan di banyak media lainnya. Tema-tema yang diangkat media serupa : Bagaimana Perempuan Menyikapi Lelaki metro seksual? Atau Normalkah Lelaki Metroseksual? Dan banyak lagi.

Kenyatannya, tidak semua perempuan doyan belanja dan rajin ke salon. Tidak semua laki-laki juga abai terhadap penampilannya. Karena sifat konsumsi ini bukan sebuah sifat yang kita bawa sejak lahir. Bahwa perempuan bisa melahirkan karena punya rahim, iya. Tapi apakah perempuan lahir ke dunia dengan membawa keranjang?

Ini hanya persoalan identitas jender yang melekat pada perempuan dan laki-laki. Berbeda dengan seks, jender adalah sifat dan ciri yang dilekatkan terhadap laki-laki dan perempuan sesuai dengan ukuran budaya dan nilai masyarakat. Konsep jender dilawankan dengan perbedaan laki-laki dan perempuan menurut seks atau jenis kelaminnya. Jender bisa berubah sesuai dengan perubahan masa dan perubahan nilai-nilai dalam masyarakat. Sementara jenis kelamin (plus alat reproduksi), tetap.

Sifat hobi belanja pada perempuan masuk dalam identitas jender. Bukan sesuatu yang kodrati atau sering kita katakan sebagai ‘dari sononya’. Itu adalah bentukan budaya dan output produk nilai yang tersosialisasi di masyarakat. Jangan lupa, konsep jender adalah sesuatu yang dipelajari dan diwariskan. Usianya lebih tua dari generasi kita bahkan dari generasi orang tua kita. Tapi sekali lagi : bukan tidak bisa berubah.

Terbukti pada era ini, lelaki juga jadi lebih apik merawat penampilannya. Dan tidak ada yang salah dengan itu semua. Saya pernah bertemu beberapa lelaki yang anti betul dengan parfum, cologne dan sebangsanya karena merasa dirinya jadi kurang ‘jantan’. Ini lagi-lagi kesimpulan karena konsep jender yang keliru. Memangnya jantan itu sama dengan bau? Bukankah bagi perempuan (dan juga laki-laki) lebih menyenangkan bergaul dengan lelaki (dan perempuan) yang rapi dan berbau cologne daripada burket?

Justru yang mesti dikritisi adalah budaya konsumtivisme itu tadi. Pernah dengar istilah shopilimia? Dalam psikologi ini dikenal sebagai compulsive buying disorder (penyakit kecanduan belanja). Penderitanya tidak menyadari dirinya terjebak dalam kubangan metamorfosa antara keinginan dan kebutuhan. Ini bisa menyerang siapa saja, perempuan dan laki-laki. Karena baik lelaki maupun perempuan tak ada yang lahir membawa keranjang.


http://bukuterbuka.multiply.com/journal/item/8

Perempuan, Jadi Objek atau Mengobjekkan diri ?

Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita pahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan (Kahlil Gibran, Sayap-sayap Patah).

Potongan tulisan Kahlil Gibran di atas menunjukkan, perempuan merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai daya tarik memikat serta penuh dengan misteri bagi lawan jenisnya. Keindahan tubuh dan rohaninya merupakan bagian yang mampu menarik hati dan menggoda iman kaum lelaki. Sehingga tidak heran jika kaum lelaki akan rela mengorbankan apa saja agar mampu menikmati dan memiliki keindahan tubuh seorang perempuan. Perjalanan sejarah menunjukkan, pembunuhan yang dilakukan oleh manusia pertama kali di muka bumi, yaitu pembunuhan Habil oleh Qabil, terjadi sebagai akibat rebutan perempuan. Selain itu, kisah dalam kitab suci menjelaskan nabi Adam yang diusir oleh Tuhan dari Surga juga disebabkan oleh perempuan (siti Hawa) yang mendesaknya untuk mendekati dan memakan buah terlarang (Khuldi).

Pada jaman Fir'aun, nabi Musa yang saat itu masih bayi seharusnya dibunuh karena merupakan keturunan bani Israil tetapi tidak jadi dibunuh bahkan diangkat anak olehnya karena permintaan dari sang permaysuri. Pada zaman Cleopatra, Julius Caesar rela tidak melanjutkan ekspansinya di Mesir karena jatuh pada pelukan ratu Mesir yang terkenal karena kecantikannya. Selanjutnya, presiden Amerika Serikat John F Kennedi dapat takluk dan jatuh ke pelukan artis Marlyn Monroe, dan terakhir ketika presiden Bill Clinton posisinya terancam karena ada main dengan Monica Lewinsky.

Tidak semua perempuan hanya menjadi objek dalam kehidupan dunia, diantara mereka terdapat beberapa nama yang justru menjadi pembangkit semangat bagi orang yang mencintainya, seperti halnya Eva Duarte yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Eva Peron merupakan orang di belakang layar keberhasilan Juan Peron dalam membangun negerinya, walaupun hal itu juga merupakan bagian dari ambisinya untuk menjadi orang terkenal di Argentina dan itu tercapai hingga namanya lebih dikenang oleh warga Argentina dibanding sang suami yang justru orang nomor satu di negeri itu. Kenyataan tersebut menunjukkan dari dulu hingga sekarang kaum laki-laki akan selalu berupaya untuk dapat meraih simpati perempuan tanpa berpikir dampak dan akibat yang akan ditanggungnya.

Pemanfaatan Perempuan

Melihat perjalanan panjang sejarah hubungan antara laki-laki dengan perempuan, tidak heran jika banyak orang kemudian "memanfaatkan" keindahan yang dimiliki perempuan guna mencapai suatu obsesi, baik harta kekayaan, ketenaran atau jabatan. Pada jaman dahulu, agar lurah terpakai oleh bupati, maka dia secara rutin harus mempersembahkan seorang perempuan yang cantik kepada bupati untuk dijadikan selir atau hanya sekedar pemuas nafsu sesaat untuk kemudian dibebaskan kembali atau dihadiahkan lagi kepada orang lain. Akibatnya, banyak orang tua, terutama dari golongan bawah, yang merasa bahagia jika mempuanyai anak perempuan yang cantik dan rupawan, karena kecantikan yang dimilikinya dapat menjadi modal untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi dan status keluarga.

Di dunia modern saat ini, kedudukan perempuan tidaklah jauh berbeda dengan sebelumnya, mereka tetap dijadikan sebagai "hiasan" penarik laba. Bila kita perhatikan Mode pakaian perempuan yang berkembang saat ini, dari hari ke hari semakin ketat melekat di tubuh dan semakin minim serta semakin bebas memperlihatkan keindahan tubuh pemakainya, bahkan pakaian mode untuk pakaian seragam kantor pun dibuat seseksi dan seminim mungkin agar mereka bisa memperlihatkan memperlihatkan bagian-bagian yang menjadi daya tarik bagi lawan jenisnya, walaupun hal itu sering kali membuat mereka risi dan tidak nyaman tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak karena harus menuruti apa yang telah menjadi kebijakan perusahaan atau kantor.

Tetapi tidak semua perempuan yang memanfaatkan keindahan tubuhnya karena rasa "terpaksa" atau dimanfaatkan pihak lain, diantara mereka ada seperti halnya Cleopatra dan Eva Peron yang memanfaatkan keindahan dan kecantikan tubuhnya guna meraih obsesi dan cita-cita agar menjadi orang terkenal dan sukses dalam menapaki jenjang karir. Tidak sedikit diantara mereka, terutama para pendatang baru dunia hiburan, yang dengan sengaja memanfaatkan kesintalan dan keindahan tubuhnya demi setumpuk uang dan ketenaran, bahkan tidak sedikit yang siap memberikan "service lebih" asal tujuannya menjadi orang terkenal dapat tercapai. Sehingga tidak heran jika semua media kita, terutama media cetak dan elektronik dipenuhi dengan tampilan cantik seorang perempuan yang berpakaian minim atau sangat ketat, bahkan media televisi kita saat ini sudah dipenuhi dengan tayangan yang memperlihatkan "goyangan" pantat nakal biduanita yang mampu menarik imajinasi kaum lelaki yang menontonnya.

Kenyataan tersebut jelas menunjukkan perempuan dengan kelemahan yang dimilikinya menjadi objek kaum laki-laki dalam memenuhi ambisinya. Tetapi di sisi lain, saat ini justru banyak perempuan yang memanfaatkan kelemahan laki-laki yang selalu tergoda oleh sesuatu yang indah yang dimiliki seorang perempuan guna menggapai puncak harapan.

Penghargaan terhadap Perempuan Para penggiat persamaan hak selalu berteriak, "jangan melakukan eksploitasi perempuan guna meraih keuntungan bisnis" atau berikan porsi yang sama antara perempuan dan laki-laki". Jargon-jargon tersebut selalu didengungkan di berbagai kesempatan yang tiada lain bertujuan agar perempuan memperoleh kedudukan yang sama dengan laki-laki. Penghargaan terhadap seorang perempuan sebenarnya harus diperlihatkan oleh perempuan itu sendiri dalam menghormati dirinya. Mereka harus mampu menghormati dirinya melalui caranya bertindak dan berperilaku dalam upayanya menggapai tujuan dan cita-cita.

Mereka harus mampu mempertahankan cara hidup yang sesuai dengan norma walau persaingan untuk ke situ sangat ketat. Karena bagaimana mungin seorang perempuan akan memperoleh penghargaan dari kaum lelaki jika dia sendiri tidak menghormati dan menghargai dirinya sendiri, seperti dalam cara berpakaian di depan umum banyak di antara mereka yang berpakaian minim dan seksi sehingga lekuk tubuhnya yang indah, seksi dan sintal jelas terlihat dengan alasan mengikuti perkembangan mode. Kebiasaan semacam ini jelas akan mengundang lelaki iseng untuk menggodanya bahkan melecehkannya baik melalui colekan tangan atau suitan bahkan kata-kata sapaan yang tidak senonoh.

Jika mereka mampu berperilaku dan berpenampilan yang seuai dengan norma yang berlaku, insyaAllah pelecehan dan kekerasan seksual yang saat ini banyak menimpa kaum perempuan dapat dihindarkan, karena pada dasarnya kejahatan dan pelecehan seksual banyak terjadi sebagai akibat dari penampilan si korbannya itu sendiri. Selain itu melalui penghargaan terhadap diri sendiri oleh kaum perempuan diharapkan posisi perempuan yang selalu menjadi objek dalam berbagai kegiatan kaum lelaki dan dunia usaha dapat dihindarkan dan penghargaan yang layak dapat diterima oleh kaum perempuan sesuai dengan prestasi bukan rasa iba atau karena pengorbanan harga diri.

Iwan Hermawan. M.Pd